Tanggal Rilis | : | 1 April 2020 |
Ukuran File | : | 0.59 MB |
Abstraksi
Pada Maret 2020 Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 103,76. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu : kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,29 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga naik 0,15 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,28 persen, kelompok kesehatan naik 0,06 persen, kelompok transportasi naik 0,04 persen, kelompok pendidikan naik 0,03 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 0,12 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,28 persen. Sebaliknya kelompok makanan, minuman dan tembakau turun 0,33 persen dan kelompok rekreasi, olah raga dan budaya turun 0,08 persen. Sedangkan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan relatif stabil.
Laju inflasi tahun kalender (Februari – Maret) 2020 sebesar 0,55 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2020 terhadap Maret 2019 ) sebesar 2,24 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Maret 2020 tercatat 5 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Cilacap sebesar 0,06 persen, diikuti kota Purwokerto 0,05 persen, kota Kudus 0,04 persen, Kota Semarang 0,02 persen dan kota Surakarta 0,01 persen. Sebaliknya kota Tegal mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
Dari 90 kota IHK nasional, 43 kota mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Lhokseuamwe sebesar 0,64 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Pekanbaru, kota Surakarta dan kota Surabaya masing-masing sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Timika yaitu sebesar 1,91 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Tangerang sebesar 0,01 persen.