Tanggal Rilis | : | 1 April 2021 |
Ukuran File | : | 0.58 MB |
Abstraksi
Pada Maret 2021 Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,76. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 0,45 persen, kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,02 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga naik 0,13 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,16 persen, kelompok kesehatan naik 0,07 persen, kelompok transportasi naik 0,15 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,07 persen, kelompok penyediaan makanan, minuman/restoran naik 0,03 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,02 persen. Sebaliknya kelompok rekreasi, olah raga dan budaya turun 0,25
persen. Sedangkan kelompok pendidikan relatif stabil.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2021 sebesar 1,10 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2021 terhadap Maret 2020 ) sebesar 1,93 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Maret 2021 tercatat 5 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Surakarta sebesar 0,16 persen, diikuti Kota Kudus dan kota Semarang masing-masing sebesar 0,08 persen, kota Purwokerto sebesar 0,06 persen dan kota Cilacap sebesar 0,03 persen. Sebaliknya kota Tegal mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Dari 90 kota IHK nasional, 58 kota mengalami inflasi dan 32 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Jayapura sebesar 1,07 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Tangerang dan kota Banjarmasin masing-masing sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Bau-Bau sebesar 0,99 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Palopo sebesar 0,01 persen.