Tanggal Rilis | : | 1 Desember 2020 |
Ukuran File | : | 0.66 MB |
Abstraksi
Pada Nopember 2020 Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 104,28. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 0,95 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,01 persen dan kelompok kesehatan naik 0,46 persen. Sebaliknya kelompok pakaian dan alas kaki turun 0,02 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga turun 0,11 persen, kelompok transportasi turun 0,14 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,01 persen, kelompok rekreasi, olah raga dan budaya turun 0,36 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya turun 0,16 persen. Sedangkan kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan, minuman/restoran relatif stabil.
Laju inflasi tahun kalender (Januari – Nopember) 2020 sebesar 1,06 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Nopember 2020 terhadap Nopember 2019 ) sebesar 1,44 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Nopember 2020 tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Cilacap dan kota Purwokerto masing-masing sebesar 0,39 persen, diikuti kota Tegal sebesar 0,28 persen, kota Kudus sebesar 0,24 persen, kota Surakarta sebesar 0,17 persen dan kota Semarang sebesar 0,13 persen.
Dari 90 kota IHK nasional, 83 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Tual sebesar 1,15 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Bima sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Kendari sebesar 0,22 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Meulaboh dan kota Palopo masing-masing sebesar 0,01 persen.