Tanggal Rilis | : | 1 April 2019 |
Ukuran File | : | 0.32 MB |
Abstraksi
Pada Maret 2019 Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,29 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 130,05 lebih tinggi bila dibandingkan Pebruari 2019 yang mengalami deflasi 0,11 persen. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu : kelompok bahan makanan naik 1,18 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,40 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,02 persen, kelompok sandang naik 0,11 persen, kelompok kesehatan naik 0,14 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik 0,01 persen. Sebaliknya kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,18 persen.
Laju inflasi tahun kalender Maret 2018 sebesar 0,58 persen, sedangkan sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2019 terhadap Maret 2018 ) sebesar 1,79 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Maret 2019 tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi terbesar terjadi di kota Semarang sebesar 0,34 persen, diikuti kota Cilacap 0,32 persen, kota Surakarta 0,29 persen, kota Kudus 0,23 persen, kota Tegal 0,20 persen dan kota Purwokerto 0,19 persen.
Dari 82 kota IHK nasional, 51 kota mengalami inflasi dan 31 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Ambon sebesar 0,86 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Bekasi dan kota Tangerang masing-masing sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Tual sebesar 3,03 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Palembang, kota Batam dan kota Sampit masing-masing sebesar 0,01 persen.