Tanggal Rilis | : | 1 Maret 2021 |
Ukuran File | : | 0.89 MB |
Abstraksi
Pada Februari 2021 Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,26 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,59. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 0,55 persen, kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga naik 0,02 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,14 persen, kelompok kesehatan naik 0,07 persen, kelompok transportasi naik 0,13 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,06 persen, kelompok rekreasi, olah raga dan budaya naik 3,13 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,10 persen. Sedangkan kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan, minuman/restoran relatif stabil.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-Februari) 2021 sebesar 0,94 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Februari 2021 terhadap Februari 2020 ) sebesar 1,77 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Februari 2021 tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Surakarta sebesar 0,26 persen, diikuti Kota Tegal sebesar 0,25 persen, kota Kudus sebesar 0,20 persen, kota Semarang sebesar 0,16 persen, kota Purwokerto sebesar 0,15 persen dan kota Cilacap sebesar 0,12 persen.
Dari 90 kota IHK nasional, 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Mamuju sebesar 1,12 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Tasikmalaya dan kota Sumenep masing-masing sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Gunung Sitoli sebesar 1,55 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Malang dan kota Tarakan masing-masing sebesar 0,01 persen.