Tanggal Rilis | : | 2 Maret 2020 |
Ukuran File | : | 0.58 MB |
Abstraksi
Pada Februari 2020 Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,41 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 103,75. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 1,74 persen, kelompok pendidikan naik 0,04 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 0,99 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,12 persen. Sebaliknya kelompok pakaian dan alas kaki turun 0,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga turun 0,02 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun 0,36 persen, kelompok kesehatan turun 0,19 persen, kelompok transportasi turun 0,83 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,06 persen. Sedangkan kelompok rekreasi, olah raga dan budaya relatif stabil.
Laju inflasi tahun kalender (Januari – Februari) 2020 sebesar 0,54 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Februari 2020 terhadap Februari 2019 ) sebesar 2,43 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Februari 2020 tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Purwokerto sebesar 0,58 persen, diikuti kota Cilacap 0,49 persen, kota Semarang 0,43 persen, Kota Surakarta 0,41 persen, kota Kudus 0,39 persen dan kota Tegal 0,38 persen.
Dari 90 kota IHK nasional, 73 kota mengalami inflasi dan 17 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Sintang sebesar 1,21 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Pare-pare sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Tanjung Pandan yaitu sebesar 1,20 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Padang Sidempuan sebesar 0,01 persen.