Tanggal Rilis | : | 3 Agustus 2020 |
Ukuran File | : | 0.58 MB |
Abstraksi
Pada Juli 2020 Kota Surakarta mengalami deflasi sebesar 0,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 103,79. Deflasi ini disebabkan adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh turunnya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau turun 0,43 persen, kelompok kesehatan turun 0,11 persen, kelompok transportasi turun 0,16 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,03 persen. Sebaliknya kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,32 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,08 persen, kelompok rekreasi, olah raga dan budaya naik 0,17 persen, kelompok penyediaan makanan, minuman/restoran naik 0,56 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,14 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks harga.
Laju inflasi tahun kalender (Januari – Juli) 2020 sebesar 0,58 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Juli 2020 terhadap Juli 2019 ) sebesar 1,07 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Juli 2020 tercatat semua kota mengalami deflasi. Deflasi terbesar terjadi di kota Purwokerto sebesar 0,20 persen, diikuti kota Cilacap sebesar 0,17 persen, kota Semarang sebesar 0,10 persen, kota Kudus sebesar 0,09 persen, kota Tegal sebesar 0,05 persen dan kota Surakarta 0,03 persen.
Dari 90 kota IHK nasional, 29 kota mengalami inflasi dan 61 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Timika sebesar 1,45 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Jember dan kota Banyuwangi masing-masing sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Manokwari sebesar 1,09 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Gunung Sitoli, kota Bogor, kota Bekasi, kota Luwuk dan kota Bulukamba masing-masing sebesar 0,01 persen.