Tanggal Rilis | : | 2 Juni 2020 |
Ukuran File | : | 0.58 MB |
Abstraksi
Pada Mei 2020 Kota Surakarta mengalami deflasi sebesar 0,20 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 103,52. Deflasi ini disebabkan adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh turunnya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau turun 1,11 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga turun 0,03 persen. Sebaliknya kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,18 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,09 persen, kelompok kesehatan naik 0,27 persen, kelompok transportasi naik 0,24 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,02 persen, kelompok rekreasi, olah raga dan budaya naik 0,12 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,16 persen. Sedangkan kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks harga.
Laju inflasi tahun kalender (Januari – Mei) 2020 sebesar 0,32 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Mei 2020 terhadap Mei 2019 ) sebesar 1,37 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Mei 2020 tercatat 4 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Cilacap sebesar 0,29 persen, diikuti kota Purwokerto sebesar 0,19 persen, kota Kudus dan kota Semarang masing-masing sebesar 0,10 persen. Sebaliknya deflasi terjadi di kota Surakarta sebesar 0,20 persen dan dan kota Tegal 0,10 persen.
Dari 90 kota IHK nasional, 67 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Tanjung Pandan sebesar 1,20 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Tanjung Pinang, kota Bogor dan kota Madiun masing-masing sebesar 0,01 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Luwuk yaitu sebesar 0,39 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Manado sebesar 0,01 persen.