Tanggal Rilis | : | 4 Mei 2020 |
Ukuran File | : | 0.59 MB |
Abstraksi
Pada April 2020 Kota Surakarta mengalami deflasi sebesar 0,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 103,73. Deflasi ini disebabkan adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh turunnya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yaitu : kelompok makanan, minuman dan tembakau turun 1,17 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun 0,03 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,14 persen dan kelompok rekreasi, olah raga dan budaya turun 0,06 persen. Sebaliknya kelompok pakaian dan alas kaki naik 0,34 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga naik 0,60 persen, kelompok kesehatan naik 0,34 persen, kelompok transportasi naik 0,26 persen, kelompok pendidikan naik 0,18 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 0,40 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,49 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari – April) 2020 sebesar 0,52 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (April 2020 terhadap April 2019 ) sebesar 1,69 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada April 2020 tercatat 2 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi terjadi di kota Tegal sebesar 0,26 persen dan kota Cilacap sebesar 0,05 persen. Sebaliknya deflasi terjadi di kota Purwokerto dan kota Kudus masing-masing sebesar 0,08 persen, kota Surakarta 0,03 persen dan kota Semarang 0,02 persen.
Dari 90 kota IHK nasional, 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Bau-Bau sebesar 0,88 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Cirebon, kota Depok dan kota Balikpapan masing-masing sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Pangkal Pinang yaitu sebesar 0,92 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Bogor dan kota Semarang masing-masing sebesar 0,02 persen.