Pada Pebruari 2019 Kota Surakarta mengalami deflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 129,67 lebih rendah bila dibandingkan Januari 2019 yang mengalami inflasi 0,39 persen. Deflasi ini disebabkan adanya penurunan harga-harga yang ditunjukkan oleh turunnya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yaitu : kelompok bahan makanan turun 0,48 persen, kelompok sandang turun 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,96 persen. Sebaliknya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,07 persen, kelompok kesehatan naik 0,38 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik 0,60 persen.
Laju inflasi tahun kalender Pebruari 2018 sebesar 0,29 persen, sedangkan sedangkan laju inflasi “year on year” (Pebruari 2019 terhadap Pebruari 2018 ) sebesar 1,68 persen.
Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Pebruari 2019 tercatat semua kota mengalami deflasi. Deflasi terbesar terjadi di kota Tegal sebesar 0,44 persen, diikuti kota Semarang 0,37 persen, kota Purwokerto sebesar 0,26 persen, kota Cilacap 0,25 persen, kota Kudus 0,21 persen dan kota Surakarta 0,11 persen.
Dari 82 kota IHK nasional, 13 kota mengalami inflasi dan 69 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah kota Tual sebesar 2,98 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Kendari sebesar 0,03 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Merauke sebesar 2,11 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Serang sebesar 0,02 persen.